Pembohongan Publik Terkait Rokok Elektrik
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali artikel-artikel negatif yang beredar di media massa Indonesia mengenai rokok elektrik. Sebuah kebohongan publik kronis yang melibatkan oknum dari pabrik rokok, pemerintah, departemen kesehatan, dan media massa.
Faktanya adalah:
- Rokok elektrik terbukti mengandung kadar racun yang sangat jauh lebih kecil dibandingkan rokok tembakau.
- Rokok elektrik terbukti dapat membantu para pecandu rokok tembakau menghilangkan kebiasaan buruknya.
- Dua dari tiga orang perokok tembakau mengalami gangguan kesehatan terkait kebiasaan merokok tembakaunya.
Memang, lebih baik tidak usah merokok keduanya, tapi tahukan kamu seberapa susahnya para pecandu rokok tembakau untuk keluar dari kebiasaan buruknya tersebut? Dengan menggunakan rokok elektrik, efek buruk pada kesehatan dapat sangat jauh diminimalisasikan, dan kemungkinan orang tersebut untuk berhenti merokok tembakau akan menjadi sangat besar.
Berikut adalah pengalaman pribadi dari Johanes Chandra Ekajaya, sehingga artikel ini dibuat :
- Dia adalah mantan perokok berat 3 (bungkus) sehari yang mempunyai asma.
- Meskipun dia tahu rokok tembakau membuat asma dia seringkali kumat, dia tidak pernah berhasil berhenti merokok. Bahkan ketika dia mencoba menggunakan permen manis, permen karet dan nikotin patch. Tidak ada yang dapat membantu dia berhenti merokok lebih dari 1 minggu.
- Pada suatu hari ketika dia browsing internet tentang cara efektif keluar dari kecanduan rokok, dia menemukan bahwa rokok elektrik sudah banyak digunakan sebagai terapi berhenti merokok di Inggris.
- Akhirnya dia mencoba membelinya dan berhasil keluar dari kecanduan rokok tembakau menggunakan rokok elektrik.
- Sekarang, 1 tahun kemudian, dia sudah berhasil memakai liquid dengan kadar nikotin 0 mg, dan dia sudah jarang sekali memakai rokok elektrik, dia hanya menggunakannya di saat nongkrong dengan teman-teman yang merokok.
- Rokok elektrik berhasil membantu saya keluar dari kecanduan dia, dan dia ingin membantu para perokok tembakau lainnya yang ingin berhenti.
Pembohongan publik ini sama saja dengan membiarkan jutaan (Yup, jutaan!) orang Indonesia mati tiap tahunnya. Pelarangan Peredaran Rokok Elektrik Di Indonesia Sama Saja Dengan Membiarkan Jutaan Orang Mati Tiap Tahunnya Karena Rokok Tembakau.
Faktanya adalah banyak sekali riset, penemuan, dan studi mengenai rokok elektrik.
Berikut adalah paparan dari hasil-hasil penelitian tentang rokok elektrik satu-persatu di sini.
Beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait rokok elektrik:
“Kalau rokok elektrik maju, petani rokok banyak yang kehilangan pekerjaannya”
Jawabannya simpel, memang benar, tapi nggak juga kok. Mari kita coba lihat dampak lainnya:
- Lapangan pekerjaan di industri rokok elektrik akan bertambah. Sama saja kan?
- Meskipun tidak sebanyak industri rokok tembakau, industri rokok elektrik juga membutuhkan ekstraksi nikotin dari tanaman tembakau. Para petani tembakau akan tetap bisa menanam tembakau untuk pemenuhan bahan baku pembuatan cairan isi ulang rokok elektrik.
- Para petani tembakau juga dapat mengalihkan lahannya ke tanaman lain seperti padi. Lebih mending menanam padi kan? Sampai hari ini Indonesia belum bisa swasembada beras. Pemerintahnya malah mikirin tanaman tembakau yang bikin banyak orang mati.
- Pemerataan ekonomi. Industri rokok elektrik akan didominasi oleh perusahaan-perusahaan UKM kecil dikarenakan mudahnya pembuatan pabrik rokok elektrik. Bisnis hisap menghisap ini akan dikuasai oleh banyak orang, bukan hanya oleh segelintir orang berkuasa seperti saat ini.
- Industri rokok elektrik membutuhkan ekstraksi buah-buahan dan menthol dalam jumlah besar. Ini dapat meningkatkan permintaan terhadap komoditas tersebut. Yang akan mempebesar potensi dan lahan yang digunakan untuk menanam buah-buahan dan menthol tersebut. Akan banyak tenaga kerja yang terserap di sini.
- Bagaimana dengan cukong tembakau yang selama ini menadapatkan keuntungan besar triliunan rupiah dari duit haramnya itu? Simpel, investasikan saja duit nya ke project-project lainnya kaya Djarum yang sekarang jadi pemilik Kaskus. Pemilik saham Djarum mungkin sudah memprediksikan hal ini dan mereka terus bereskspansi ke bisnis-bisnis lainnya.
“Kalau rokok elektrik maju, pemerintah Indonesia kehilangan banyak uang dari cukai rokok”
Pernyataan di atas saya sebut sebagai sebuah pernyataan orang bodoh yang tidak memakai logika. Kenapa?
Jawaban simpelnya: Pemerintah bisa memberlakukan cukai yang sama terhadap rokok elektrik. Jadi pemerintah akan mendapatkan uang juga dari hasil penjualan rokok elektrik.
Jawaban panjangnya: Sebagai negara dengan jumlah perokok kedua terbesar kedua di dunia, Indonesia seharusnya dapat memanfaatkan hal tersebut dengan menjadi yang terdepan dalam kemajuan dunia teknologi rokok elektrik ini.
Saya percaya, seperti yang sudah terjadi di Inggris, Amerika, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Itali, dan beberapa negara maju lainnya. Rokok elektrik akan menjadi sebuah alat yang menggantikan rokok tembakau. Contohlah Inggris yang pengguna rokok elektriknya sudah mencapai lebih dari 2 (dua) juta orang, makin hampir sama dengan pengguna rokok tembakaunya.
Masih ingat betapa berjayanya Fuji Film dan Kodak dulu? Kedua perusahaan tersebut kolaps karena evolusi teknologi kamera dari analog menjadi digital. Inilah yang saya percaya akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.Perusahaan rokok tembakau besar di seluruh dunia akan kolaps dan digantikan dengan ribuan bahkan jutaan pabrik rokok elektrik.
Contoh negara tetangga kita, Malaysia sudah memanfaatkan momen ini dengan membuat sebuah barrier tinggi terhadap produk rokok elektriknya. Malaysia secara pintar tidak mengeluarkan peraturan apapun terkait masalah rokok elektrik ini. Yang berarti, segala keperluan impor rokok elektrik ke dalam negara Malaysia akan dipersulit bahkan hampir tidak mungkin. Akan tetapi, pemerintah Malaysia membiarkan rakyatnya membuat usaha-usaha UKM yang memproduksi rokok elektrik. Para produsen tersebut dapat menjual rokok elektriknya secara bebas di Malaysia. Sudah banyak juga merek rokok elektrik Malaysia yang dijual di Indonesia. Tidak percaya? Silahkan cari sendiri di Google dan kamu akan tercengang ketika mengetahui sudah seberapa besarnya industri rokok elektrik di Malaysia.
Berdasarkan obrolan saya dengan pelaku bisnis rokok elektrik dari Malaysia, ini adalah cara mereka untuk mengembangkan industri lokal rokok elektrik Malaysia. Begitu saatnya tiba, mereka akan melegalkan rokok elektrik dalam keadaan siap tempur dengan negara lain. Begitu saatnya tiba, Malaysia akan menjadi net eksportir rokok elektrik yang akan mendatangkan banyak devisa negara. Alih-alih memakai cara seperti Malaysia (abu-abu dulu, hijau kemudian), permerintah Indonesia akan membuat peraturan yang melarang peredaran rokok elektrik di Indonesia. Sebuah aturan bodoh dari pemerintah bodoh untuk rakyatnya yang tidak pernah mau belajar.
Dengan menerapkan strategi seperti Malaysia, atau melegalkan rokok elektrik dari sekarang, pemerintah Indonesia dapat bersiap-siap mencuri start untuk membangun ekosistem rokok elektrik di dalam negeri. Ingat, saat ini baru negara-negara maju yang melegalkan rokok elektrik.
Jangan sampai rokok elektrik baru diperbolehkan di Indonesia setelah negara Kenya, Zimbabwe, Laos sudah melegalkannya. Hal tersebut akan membuat kita menjadi net importir untuk produk rokok elektrik dan Indonesia tidak akan bisa mengambil keuntungan dari sini. Rokok elektrik seharusnya bisa menjadi salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia.
“Ngapain Sih Bahas Ginian, Mendingan Gak Usah Ngerokok Dua-Duanya Kan”
Benar sekali! Lebih baik tidak merokok keduanya sama sekali.
Akan tetapi, tujuan thread ini dibuat bukan itu. Disini saya ingin membantu para pecandu rokok tembakau yang ingin berhenti.
Dari pengalaman banyak orang dan saya sendiri, berhenti 100% merokok tembakau sangat susah. Saya pribadi sudah menggunakan permen manis, permen karet dan nikotin patch, tidak ada yg membuat saya berhasil berhenti merokok tembakau lebih dari 1 minggu.
Tidak percaya? Coba tanya perokok tembakau di sekitar kamu. Dan buat penelitian kecil seperti ini:
- Berapa orang perokok tembakau yang kamu kenal?
- Berapa orang perokok tembakau yang ingin berhenti merokok?
- Berapa orang perokok tembakau yang pernah mencoba untuk berhenti merokok?
- Berapa orang perokok tembakau yang pernah mencoba untuk berhenti merokok, tapi tidak berhasil?
Saya berani bilang: Dari 100 perokok tembakau , 95 orang ingin berhenti merokok. Dari 95 orang tersebut, mungkin maksimal hanya 5 orang saja yang berhasil.
Bagaimana dengan 90 orang lainnya?
Tegakah kamu membiarkan mereka semua menderita berbagai macam penyakit yang ditimbulkan rokok tembakau?
Tegakah kamu melihat sahabatmu akan mati sebentar lagi karena kanker mulut?
Tegakah kamu melihat pamanmu akan mati sebentar lagi karena kanker paru-paru?
Rokok elektrik terbukti secara sains dapat meningkatkan tingkat keberhasilan berhenti merokok tembakau. Dan rokok elektrik terbukti secara sains jauh lebih TIDAK berbahaya dibandingkan rokok tembakau.
Resiko kesehatan pada rokok elektrik jauh lebih KECIL dibandingkan rokok tembakau.
Konspirasi Untuk Menjegal Rokok Elektrik.
Seperti yang kita lihat beberapa bulan terakhir di banyak media massa besar (termasuk D***k, K****s, dan lainnya yang tidak usah disebutkan disini), banyak sekali kita lihat pemberitaan miring terkait rokok elektrik. Padahal, bukti hasil penelitian sains terhadap rokok elektrik membuktikan bahwa rokok elektrik jauh lebih sehat dibanding rokok tembakau.
Bahkan, kepala BPOM dan Depkes pun mengatakan rokok elektrik sangat berbahaya. Ada apa gerangan?
Pemerimaan negara dari cukai rokok tembakau mencapai 100 triliun per tahunnya.
(Ini juga jawabannya simpel, pemerintah bisa memberlakukan cukai untuk rokok elektrik. Dan penerimaan cukai dari rokok elektrik juga pasti akan banyak seperti halnya rokok tembakau)
Tidak sampai di situ, banyaknya orang yang menderita penyakit yang disebabkan oleh rokok pun berperan penting di sini.
Perlu diingat, penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok tembakau adalah penyakit-penyakit kelas berat, seperti kanker paru, kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker serviks, kanker kerongkongan, kanker pencernaan, kanker ginjal, kanker mulut, serangan jantung, penyakit jantung koroner, aterosklerosis, penyakit paru obstruktif kronik, impotensi, dan gangguan media lainnya (masih banyak loh, cari aja di google!).
Dihitung kasar: Jumlah perokok tembakau 30% dari populasi Indonesia 250 juta orang: 75 juta orang! Penelitian membuktikan 2 dari 3 orang perokok tembakau mengalami penyakit yg ditimbulkan oleh kebiasaan merokok tembakaunya, yag berarti sekitar 50 juta orang terkena berbagai macam penyakit akibat rokok tembakau.
Bisa dibayangkan betapa banyaknya uang yang berputar di sini. Rumah sakit, dokter, apotek, produsen obat dan pelaku kesehatan lainnya di Indonesia menikmati uang pengobatan untuk 50 juta orang pesakitan tersebut.
Contoh kecil: Banyak para perokok tembakau yang impotensi. Bayangkan berapa jumlah penjualan obat impotensi tersebut di seluruh Indonesia?
Kita beralih ke media massa. Saya kebetulan akrab dengan beberapa orang dari koran R*******a, banyak dari mereka yang sudah beralih menggunakan rokok elektrik. Tapi tidak satupun dari mereka yang berani memberitakan efek positif dari rokok elektrik. Karena banyaknya iklan masuk dari pabrik rokok. Perlu diingat, sekarang banyak sekali acara musik yang diiklankan besar-besaran dengna pabrik rokok sebagai sponsor utamanya.
Ironis? Ya. Anda bekerja sebagai reporter untuk memberitakan kebenaran kepada masyarakat. Tapi pada akhirnya itu tidak bisa dilakukan karena politik uang.
Kita hanya bisa berdoa mudah-mudahan pemerintah Jokowi yang dipilih oleh rakyat punya hati nurani. Semoga pemerintah memperbolehkan peredaran rokok elektrik demi rakyatnya yang sehat. Juga agar Indonesia tidak makin terpuruk ekonominya karena kalah bersaing dengan negara-negara maju yang sudah terlebih dahulu membuat ekosistem industri rokok elektrik di negaranya.
KESIMPULAN:
- Rokok elektrik terbukti jauh lebih sehat dibandingkan rokok tembakau. Resiko kesehatan yang ditimbulkan rokok elektrik jauh lebih kecil.
- Rokok elektrik terbukti dapat membantu perokok berhenti menggunakan rokok tembakau.
- Kita berharap pemerintah Jokowi mempunyai hati nurani dan mementingkan kesehatan masyarakat dengan menghentikan kebohongan publik tentang rokok elektrik.
- Kita berharap pemerintah Jokowi memperbolehkan peredaran rokok elektrik di Indonesia. Untuk Indonesia yang lebih sehat.
- Kita berharap pemerintah Jokowi memperbolehkan peredaran rokok elektrik di Indonesia. Untuk Indonesia yang dapat berkompetisi dengan negara lain sebelum terlambat.
Source / Sumber : http://www.kompasiana.com/ekajaya/pembohongan-publik-terkait-rokok-elektrik_55ed812e509373640d800c66
Beberapa pertanyaan
yang sering muncul terkait rokok elektrik:
“Kalau rokok elektrik maju, petani rokok banyak yang kehilangan
pekerjaannya”
Jawabannya simpel, memang benar, tapi nggak juga kok. Mari kita coba
lihat dampak lainnya:
Lapangan pekerjaan di industri rokok elektrik akan bertambah. Sama
saja kan?
Meskipun tidak sebanyak industri rokok tembakau, industri rokok
elektrik juga membutuhkan ekstraksi nikotin dari tanaman tembakau. Para
petani tembakau akan tetap bisa menanam tembakau untuk pemenuhan bahan
baku pembuatan cairan isi ulang rokok elektrik.
Para petani tembakau juga dapat mengalihkan lahannya ke tanaman lain
seperti padi. Lebih mending menanam padi kan?
Sampai hari ini Indonesia belum bisa swasembada beras. Pemerintahnya
malah mikirin tanaman tembakau yang bikin banyak orang mati.
Pemerataan ekonomi. Industri rokok elektrik akan didominasi oleh
perusahaan-perusahaan UKM kecil dikarenakan mudahnya pembuatan pabrik
rokok elektrik. Bisnis hisap menghisap ini akan dikuasai oleh banyak
orang, bukan hanya oleh segelintir orang berkuasa seperti saat ini.
Industri rokok elektrik membutuhkan ekstraksi buah-buahan dan
menthol dalam jumlah besar. Ini dapat meningkatkan permintaan terhadap
komoditas tersebut. Yang akan mempebesar potensi dan lahan yang
digunakan untuk menanam buah-buahan dan menthol tersebut. Akan banyak
tenaga kerja yang terserap di sini.
Bagaimana dengan cukong tembakau yang selama ini menadapatkan
keuntungan besar triliunan rupiah dari duit haramnya itu? Simpel,
investasikan saja duit nya ke project-project lainnya kaya Djarum yang
sekarang jadi pemilik Kaskus. Pemilik saham Djarum mungkin sudah
memprediksikan hal ini dan mereka terus bereskspansi ke bisnis-bisnis
lainnya.
“Kalau rokok elektrik maju, pemerintah Indonesia kehilangan banyak uang
dari cukai rokok”
Pernyataan di atas saya sebut sebagai sebuah pernyataan orang bodoh yang
tidak memakai logika. Kenapa?
Jawaban simpelnya: Pemerintah bisa memberlakukan cukai yang sama
terhadap rokok elektrik. Jadi pemerintah akan mendapatkan uang juga dari
hasil penjualan rokok elektrik.
Jawaban panjangnya:
Sebagai negara dengan jumlah perokok kedua terbesar kedua di dunia,
Indonesia seharusnya dapat memanfaatkan hal tersebut dengan menjadi yang
terdepan dalam kemajuan dunia teknologi rokok elektrik ini.
Saya percaya, seperti yang sudah terjadi di Inggris, Amerika, Jerman,
Jepang, Korea Selatan, Itali, dan beberapa negara maju lainnya. Rokok
elektrik akan menjadi sebuah alat yang menggantikan rokok tembakau.
Contohlah Inggris yang pengguna rokok elektriknya sudah mencapai lebih
dari 2 (dua) juta orang, makin hampir sama dengan pengguna rokok
tembakaunya.
Masih ingat betapa berjayanya Fuji Film dan Kodak dulu? Kedua perusahaan
tersebut kolaps karena evolusi teknologi kamera dari analog menjadi
digital. Inilah yang saya percaya akan terjadi dalam beberapa tahun ke
depan.Perusahaan rokok tembakau besar di seluruh dunia akan kolaps dan
digantikan dengan ribuan bahkan jutaan pabrik rokok elektrik.
Contoh negara tetangga kita, Malaysia sudah memanfaatkan momen ini
dengan membuat sebuah barrier tinggi terhadap produk rokok elektriknya.
Malaysia secara pintar tidak mengeluarkan peraturan apapun terkait
masalah rokok elektrik ini. Yang berarti, segala keperluan impor rokok
elektrik ke dalam negara Malaysia akan dipersulit bahkan hampir tidak
mungkin. Akan tetapi, pemerintah Malaysia membiarkan rakyatnya membuat
usaha-usaha UKM yang memproduksi rokok elektrik. Para produsen tersebut
dapat menjual rokok elektriknya secara bebas di Malaysia. Sudah banyak
juga merek rokok elektrik Malaysia yang dijual di Indonesia. Tidak
percaya? Silahkan cari sendiri di Google dan kamu akan tercengang ketika
mengetahui sudah seberapa besarnya industri rokok elektrik di Malaysia.
Berdasarkan obrolan saya dengan pelaku bisnis rokok elektrik dari
Malaysia, ini adalah cara mereka untuk mengembangkan industri lokal
rokok elektrik Malaysia. Begitu saatnya tiba, mereka akan melegalkan
rokok elektrik dalam keadaan siap tempur dengan negara lain. Begitu
saatnya tiba, Malaysia akan menjadi net eksportir rokok elektrik yang
akan mendatangkan banyak devisa negara.
Alih-alih memakai cara seperti Malaysia (abu-abu dulu, hijau kemudian),
permerintah Indonesia akan membuat peraturan yang melarang peredaran
rokok elektrik di Indonesia. Sebuah aturan bodoh dari pemerintah bodoh
untuk rakyatnya yang tidak pernah mau belajar.
Dengan menerapkan strategi seperti Malaysia, atau melegalkan rokok
elektrik dari sekarang, pemerintah Indonesia dapat bersiap-siap mencuri
start untuk membangun ekosistem rokok elektrik di dalam negeri. Ingat,
saat ini baru negara-negara maju yang melegalkan rokok elektrik.
Jangan sampai rokok elektrik baru diperbolehkan di Indonesia setelah
negara Kenya, Zimbabwe, Laos sudah melegalkannya. Hal tersebut akan
membuat kita menjadi net importir untuk produk rokok elektrik dan
Indonesia tidak akan bisa mengambil keuntungan dari sini. Rokok elektrik
seharusnya bisa menjadi salah satu sumber devisa terbesar di Indonesia.
“Ngapain Sih Bahas Ginian, Mendingan Gak Usah Ngerokok Dua-Duanya Kan”
Benar sekali! Lebih baik tidak merokok keduanya sama sekali.
Akan tetapi, tujuan thread ini dibuat bukan itu. Disini saya ingin
membantu para pecandu rokok tembakau yang ingin berhenti.
Dari pengalaman banyak orang dan saya sendiri, berhenti 100% merokok
tembakau sangat susah. Saya pribadi sudah menggunakan permen manis,
permen karet dan nikotin patch, tidak ada yg membuat saya berhasil
berhenti merokok tembakau lebih dari 1 minggu.
Tidak percaya? Coba tanya perokok tembakau di sekitar kamu. Dan buat
penelitian kecil seperti ini:
Berapa orang perokok tembakau yang kamu kenal?
Berapa orang perokok tembakau yang ingin berhenti merokok?
Berapa orang perokok tembakau yang pernah mencoba untuk berhenti
merokok?
Berapa orang perokok tembakau yang pernah mencoba untuk berhenti
merokok, tapi tidak berhasil?
Saya berani bilang:
Dari 100 perokok tembakau , 95 orang ingin berhenti merokok.
Dari 95 orang tersebut, mungkin maksimal hanya 5 orang saja yang
berhasil.
Bagaimana dengan 90 orang lainnya? Tegakah kamu membiarkan mereka
semua menderita berbagai macam penyakit yang ditimbulkan rokok tembakau?
Tegakah kamu melihat sahabatmu akan mati sebentar lagi karena kanker
mulut?
Tegakah kamu melihat pamanmu akan mati sebentar lagi karena kanker
paru-paru?
Rokok elektrik terbukti secara sains dapat meningkatkan tingkat
keberhasilan berhenti merokok tembakau. Dan rokok elektrik terbukti
secara sains jauh lebih TIDAK berbahaya dibandingkan rokok tembakau.
Resiko kesehatan pada rokok elektrik jauh lebih KECIL dibandingkan
rokok tembakau.
KONSPIRASI TINGKAT TINGGI UNTUK MENJEGAL ROKOK ELEKTRIK
Seperti yang kita lihat beberapa bulan terakhir di banyak media massa
besar (termasuk D***k, K****s, dan lainnya yang tidak usah disebutkan
disini), banyak sekali kita lihat pemberitaan miring terkait rokok
elektrik. Padahal, bukti hasil penelitian sains terhadap rokok elektrik
membuktikan bahwa rokok elektrik jauh lebih sehat dibanding rokok
tembakau.
Bahkan, kepala BPOM dan Depkes pun mengatakan rokok elektrik sangat
berbahaya. Ada apa gerangan?
Pemerimaan negara dari cukai rokok tembakau mencapai 100 triliun per
tahunnya.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...ukai-Terbanyak
(Ini juga jawabannya simpel, pemerintah bisa memberlakukan cukai untuk
rokok elektrik. Dan penerimaan cukai dari rokok elektrik juga pasti akan
banyak seperti halnya rokok tembakau)
Tidak sampai di situ, banyaknya orang yang menderita penyakit yang
disebabkan oleh rokok pun berperan penting di sini.
Perlu diingat, penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok tembakau
adalah penyakit-penyakit kelas berat, seperti kanker paru, kanker
kandung kemih, kanker payudara, kanker serviks, kanker kerongkongan,
kanker pencernaan, kanker ginjal, kanker mulut, serangan jantung,
penyakit jantung koroner, aterosklerosis, penyakit paru obstruktif
kronik, impotensi, dan gangguan media lainnya (masih banyak loh, cari
aja di google!).
Dihitung kasar: Jumlah perokok tembakau 30% dari populasi Indonesia 250
juta orang: 75 juta orang!
Penelitian membuktikan 2 dari 3 orang perokok tembakau mengalami
penyakit yg ditimbulkan oleh kebiasaan merokok tembakaunya, yag berarti
sekitar 50 juta orang terkena berbagai macam penyakit akibat rokok
tembakau.
Bisa dibayangkan betapa banyaknya uang yang berputar di sini. Rumah
sakit, dokter, apotek, produsen obat dan pelaku kesehatan lainnya di
Indonesia menikmati uang pengobatan untuk 50 juta orang pesakitan
tersebut.
Contoh kecil: Banyak para perokok tembakau yang impotensi. Bayangkan
berapa jumlah penjualan obat impotensi tersebut di seluruh Indonesia?
Kita beralih ke media massa. Saya kebetulan akrab dengan beberapa orang
dari koran R*******a, banyak dari mereka yang sudah beralih menggunakan
rokok elektrik. Tapi tidak satupun dari mereka yang berani memberitakan
efek positif dari rokok elektrik. Karena banyaknya iklan masuk dari
pabrik rokok. Perlu diingat, sekarang banyak sekali acara musik yang
diiklankan besar-besaran dengna pabrik rokok sebagai sponsor utamanya.
Ironis? Ya. Anda bekerja sebagai reporter untuk memberitakan kebenaran
kepada masyarakat. Tapi pada akhirnya itu tidak bisa dilakukan karena
politik uang.
Kita hanya bisa berdoa mudah-mudahan pemerintah Jokowi yang dipilih oleh
rakyat punya hati nurani. Semoga pemerintah memperbolehkan peredaran
rokok elektrik demi rakyatnya yang sehat. Juga agar Indonesia tidak
makin terpuruk ekonominya karena kalah bersaing dengan negara-negara
maju yang sudah terlebih dahulu membuat ekosistem industri rokok
elektrik di negaranya.
KESIMPULAN:
Rokok elektrik terbukti jauh lebih sehat dibandingkan rokok
tembakau. Resiko kesehatan yang ditimbulkan rokok elektrik jauh lebih
kecil.
Rokok elektrik terbukti dapat membantu perokok berhenti menggunakan
rokok tembakau.
Kita berharap pemerintah Jokowi mempunyai hati nurani dan
mementingkan kesehatan masyarakat dengan menghentikan kebohongan publik
tentang rokok elektrik.
Kita berharap pemerintah Jokowi memperbolehkan peredaran rokok
elektrik di Indonesia. Untuk Indonesia yang lebih sehat.
Kita berharap pemerintah Jokowi memperbolehkan peredaran rokok
elektrik di Indonesia. Untuk Indonesia yang dapat berkompetisi dengan
negara lain sebelum terlambat.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ekajaya/pembohongan-publik-terkait-rokok-elektrik_55ed812e509373640d800c66
Saya adalah mantan
perokok berat 3 (bungkus) sehari yang mempunyai asma.
Meskipun saya tahu rokok tembakau membuat asma saya seringkali kumat,
saya tidak pernah berhasil berhenti merokok. Bahkan ketika saya mencoba
menggunakan permen manis, permen karet dan nikotin patch. Nothing
worked. Tidak ada yang dapat membantu saya berhenti merokok lebih dari 1
minggu.
Pada suatu hari ketika saya browsing internet tentang cara efektif
keluar dari kecanduan rokok, saya menemukan bahwa rokok elektrik sudah
banyak digunakan sebagai terapi berhenti merokok di Inggris.
Akhirnya saya mencoba membelinya dan berhasil keluar dari kecanduan
rokok tembakau menggunakan rokok elektrik.
Sekarang, 1 tahun kemudian, saya sudah berhasil memakai liquid dengan
kadar nikotin 0 mg, dan saya sudah jarang sekali memakai rokok elektrik,
saya hanya menggunakannya di saat nongkrong dengan teman-teman yang
merokok.
Rokok elektrik berhasil membantu saya keluar dari kecanduan saya, dan
saya ingin membantu para perokok tembakau lainnya yang ingin berhenti.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ekajaya/pembohongan-publik-terkait-rokok-elektrik_55ed812e509373640d800c66
Johanes Chandra Ekajaya
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ekajaya/pembohongan-publik-terkait-rokok-elektrik_55ed812e509373640d800c66
Johanes Chandra Ekajaya
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ekajaya/pembohongan-publik-terkait-rokok-elektrik_55ed812e509373640d800c66